Assalamu’alaikum wr. wb
Alhamdulillah sebentar lagi akan tiba pada bulan yang penuh berkah , bulan yang kita tunggu yaitu bulan Ramadhan. Sudah siapkah kalian menyambut bulan istimewa ini ?? Tentu saja setiap tahun kita telah melewati bulan Ramadhan , namun sudah berapa kali kalian melewati bulan Ramadhan setelah dirimu hijrah?? Mungkin ada yang sudah melewati beberapa kali bulan Ramadhan setelah hijrah , tapi ada juga yang baru mulai melewati bulan Ramadhan setelah hijrah , dan itu mungkin diriku :) mari kita belajar bersama dalam menjalankan bulan Ramadhan ini, jadikanlah bulan Ramadhan tahun ini sebagai bulan Ramadhan Terbaik mu karena kita tidak tau masih bisa berjumpa dengan bulan Ramadhan tahun depannya atau tidak :)
1. Persiapan Ramadhan
a.Membangun persepsi yang sama dengan lingkungan tentang Ramadhan
b.Berdoa Kepada Allah SWT agar dipertemukan di bulan Ramadhan
c. Menuntaskan puasa tahun lalu
d. Persiapan Jiwa dan spritual
e. Persiapan dana/ vinansial
f.Persiapan fisik ( Menjaga Kesehatan)
g.Memahami fiqih Ramadhan
> Makna Puasa
Puasa dalam bahasa Arab disebut dengan Ash Shiyaam ,secara istilah ash shiyaam artinya: beribadah kepada Allah Ta’ala dengan menahan diri dari makan, minum dan pembatal puasa lainnya, dari terbitnya fajar hingga terbenamnya matahari.
> Hukum Puasa Ramadhan
Puasa Ramadhan hukumnya wajib berdasarkan firman Allah Ta’ala:
"wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kalian bertaqwa” (QS. Al Baqarah: 183).
>Hikmah di syariatkan Puasa
1. Puasa adalah wasilah untuk mengokohkan ketaqwaan kepada Allah
2. Puasa membuat orang merasakan nikmat dari Allah Ta’ala
3. Mendidik manusia dalam mengendalikan keinginan dan sabar dalam menahan diri
4. Puasa menahan laju godaan setan
5. Puasa menimbulkan rasa iba dan sayang kepada kaum miskin
6. Puasa membersihkan badan dari elemen-elemen yang tidak baik dan membuat badan sehat
>Rukun Puasa
1.Menahan diri dari hal-hal yang membatalkan puasa
2.Menepati rentang waktu puasa
>Syarat sah Puasa
1.Islam
2.Baligh
3.Berakal
4.Muqim (tidak sedang safar)
5.Suci dari haid dan nifas
6.Mampu berpuasa
7.Niat
>Sunah-Sunah Ramadhan
1. Sunnah-sunnah terkait berbuka puasa
Disunnahkan menyegerakan berbuka. Berbuka puasa dengan beberapa butir ruthab (kurma segar), jika tidak ada maka dengan beberapa butir tamr (kurma kering), jika tidak ada maka dengan beberapa teguk air putih. Berdoa ketika berbuka dengan doa yang diajarkan oleh Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam
2. Sunnah-sunnah terkait makan sahur
Makan sahur hukumnya sunnah muakkadah. Dianggap sudah makan sahur jika makan atau minum di waktu sahar, walaupun hanya sedikit. Dan di dalam makanan sahur itu terdapat keberkahan. Disunnahkan mengakhirkan makan sahur mendekati waktu terbitnya fajar, pada waktu yang tidak dikhawatirkan datangnya waktu fajar ketika masih makan sahur. Disunnahkan makan sahur dengan tamr (kurma kering).
>Orang-orang yang dibolehkan tidak berpuasa
-Orang sakit yang bisa membahayakan dirinya jika berpuasa.
-Musafir
-Orang yang sudah tua renta
-Wanita hamil dan menyusui
-Orang yang memiliki sebab-sebab yang membolehkan tidak berpuasa
>Pembatal-pembatal puasa
-Makan dan minum dengan sengaja
-Keluar mani dengan sengaja
-Muntah dengan sengaja
-Keluarnya darah haid dan nifas
-Menjadi gila atau pingsan
-Riddah (murtad)
-Berniat untuk berbuka
-Merokok
>Yang bukan merupakan pembatal puasa sehingga dibolehkan melakukannya
-Mengakhirkan mandi hingga terbit fajar, bagi orang yang junub atau wanita yang sudah bersih dari haid dan nifas. Puasanya tetap sah.
-Berkumur-kumur dan istinsyaq (menghirup air ke hidung)
-Mandi di tengah hari puasa atau mendinginkan diri dengan air
-Menyicipi makanan ketika ada kebutuhan, selama tidak masuk ke kerongkongan
-Bercumbu dan mencium istri, bagi orang yang mampu mengendalikan birahinya
-Memakai parfum dan wangi-wangian
-Menggunakan siwak atau sikat gigi
-Menggunakan celak
-Menggunakan tetes mata
-Menggunakan tetes telinga
-Makan dan minum 5 menit sebelum terbit fajar yang ditandai dengan adzan shubuh, yang biasanya disebut dengan waktu imsak. Karena batas awal rentang waktu puasa adalah ketika terbit fajar yang ditandai dengan adzan shubuh.
>Yang dimakruhkan ketika puasa
-Terlalu dalam dan berlebihan dalam berkumur-kumur dan istinsyaq (menghirup air ke hidung)
-Puasa wishal, yaitu menyambung puasa selama dua hari tanpa diselingi makan atau minum sama sekali.
-Menyicipi makanan tanpa ada kebutuhan, walaupun tidak masuk ke kerongkongan
-Bercumbu dan mencium istri, bagi orang yang tidak mampu mengendalikan birahinya
-Bermalas-malasan dan terlalu banyak tidur tanpa ada kebutuhan
-Berlebihan dan menghabiskan waktu dalam perkara mubah yang tidak bermanfaat
>Beberapa kesalah-pahaman dalam ibadah puasa
-Niat puasa tidak perlu dilafalkan, karena niat adalah amalan hati. Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam juga tidak pernah mengajarkan lafal niat puasa. Menetapkan itikad di dalam hati bahwa esok hari akan berpuasa, ini sudah niat yang sah.
-Berpuasa namun tidak melaksanakan shalat fardhu adalah kesalahan fatal. Diantara juga perilaku sebagian orang yang makan sahur untuk berpuasa namun tidak bangun shalat shubuh. Karena dinukil bahwa para sahabat berijma tentang kafirnya orang yang meninggalkan shalat dengan sengaja, sehingga tidak ada faedahnya jika ia berpuasa jika statusnya kafir. Sebagian ulama berpendapat orang yang meninggalkan shalat tidak sampai kafir namun termasuk dosa besar, yang juga bisa membatalkan pahala puasa.
-Berbohong tidak membatalkan puasa, namun bisa jadi membatalkan atau mengurangi pahala puasa karena berbohong adalah perbuatan maksiat.
-Sebagian orang menahan diri melakukan perbuatan maksiat hingga datang waktu berbuka puasa. Padahal perbuatan maksiat tidak hanya terlarang dilakukan ketika berpuasa, bahkan terlarang juga setelah berbuka puasa dan juga terlarang dilakukan di luar bulan Ramadhan. Namun jika dilakukan ketika berpuasa selain berdosa juga dapat membatalkan pahala puasa walaupun tidak membatalkan puasanya.
-Hadits “Tidurnya orang yang berpuasa adalah ibadah” adalah hadits yang lemah. tidur adalah perkara mubah (boleh) dan bukan ritual ibadah. Maka, sebagaimana perkara mubah yang lain, tidur dapat bernilai ibadah jika diniatkan sebagai sarana penunjang ibadah. Misalnya, seseorang tidur karena khawatir tergoda untuk berbuka sebelum waktunya, atau tidur untuk mengistirahatkan tubuh agar kuat dalam beribadah. Sebaliknya, tidak setiap tidur orang berpuasa itu bernilai ibadah. Sebagai contoh, tidur karena malas, atau tidur karena kekenyangan setelah sahur. Keduanya, tentu tidak bernilai ibadah, bahkan bisa dinilai sebagai tidur yang tercela. Maka, hendaknya seseorang menjadikan bulan ramadhan sebagai kesempatan baik untuk memperbanyak amal kebaikan, bukan bermalas-malasan.
-Tidak ada hadits “berbukalah dengan yang manis“. Pernyataan yang tersebar di tengah masyarakat dengan bunyi demikian, bukanlah hadits Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam.
Tidak tepat mendahulukan berbuka dengan makanan manis ketika tidak ada kurma. Lebih salah lagi jika mendahulukan makanan manis padahal ada kurma. Yang sesuai sunnah Nabi adalah mendahulukan berbuka dengan kurma, jika tidak ada kurma maka dengan air minum. Adapun makanan manis sebagai tambahan saja, sehingga tetap didapatkan faidah makanan manis yaitu menguatkan fisik.
(Diringkas dari Mausu’ah Fiqhiyyah Duraris Saniyyah, Kitab Ash Shiyam, ensiklopedi fikih yang disusun dibawah bimbingan Syaikh Alwi bin Abdil Qadir As Segaf)
2. Bagaimana kita mengisi Ramadhan
a. Membaca Sejarah bulan Ramadhan
b. Memperbaiki ibadah solat kita, secara kualitas maupun kuantitas
c. Menambah hafalan Al-Quran
d. Memperbanyak Sedekah dan I’tikaf dalam 10 hari terakhir
e. Menentukan amal-amal baik yang kita akan lakukan secara terus menerus dan amal-amal buruk yang akan dihapuskan / ditinggalkan.
a. Membaca Sejarah bulan Ramadhan
b. Memperbaiki ibadah solat kita, secara kualitas maupun kuantitas
c. Menambah hafalan Al-Quran
d. Memperbanyak Sedekah dan I’tikaf dalam 10 hari terakhir
e. Menentukan amal-amal baik yang kita akan lakukan secara terus menerus dan amal-amal buruk yang akan dihapuskan / ditinggalkan.
3. Indikasi gagal meraih keutamaan Ramadhan
a. Pemanasan yang kurang optimal sebelum bulan Ramadhan
b. Target mengkhatamkan Al-Quran gagal
c. Tidak dapat menjaga perkataan
d. Tidak dapat menjaga pandangan
e. Meninggalkan ibadah malam Ramadhan
f. Pelampiasan dendam pada buka Puasa
g. Tidak mengoptimalkan infak dan sadakah
h. Hari-hari terakhir sibuk dengan persiapan2 akhir (idhul fitri)
i. Tidak ada tindak lanjut ketika meninggalkan bulan Ramadhan
a. Pemanasan yang kurang optimal sebelum bulan Ramadhan
b. Target mengkhatamkan Al-Quran gagal
c. Tidak dapat menjaga perkataan
d. Tidak dapat menjaga pandangan
e. Meninggalkan ibadah malam Ramadhan
f. Pelampiasan dendam pada buka Puasa
g. Tidak mengoptimalkan infak dan sadakah
h. Hari-hari terakhir sibuk dengan persiapan2 akhir (idhul fitri)
i. Tidak ada tindak lanjut ketika meninggalkan bulan Ramadhan
Semoga kita masih diberi kesempatan untuk bertemu dengan bulan Ramadhan dan menjalaninya dengan lebih baik :)
Nih ada Mini Ramadhan planner yang bisa buat nulis catatan kamu selama Bulan Ramadhan.. Semangatt menyambut Ramadhan
Wassalamu'alaikum wr.wb
No comments:
Post a Comment